Nah..ini kisah yang nggak akan pernah saya lupakan.Dulu waktu kecil saya nggak pernah bermimpi bisa naik pesawat terbang.Naik pesawat terbang identik dengan membayar mahal.Tapi sekarang dengan adanya regulasi di bidang perhubungan udara, banyak bermunculan maskapai-maskapai baru yang menawarkan tiket murah.

Kesempatan naik pesawat terbang itu akhirnya datang setelah saya medapat tugas kantor bersama 3 rekan saya (pak dendy, pak ghofur, dan pak hananto)untuk mengikuti kursus dan ujian sertifikasi linux redhat (RHCT) di jakarta. Kurang lebih pertengahan minggu ke-2 bulan desember 2006, kami berangkat ke jakarta.Satu hari sebelum keberangkatan, saya sempat stress. Bukan karena gara-gara akan mengikuti sertifikasi, tapi karena mau naik pesawat terbang.Pikiran saya sudah mikir yang jelek-jelek, wah….jangan..jangan ntar ada apa-apa pas naik pesawat apalagi mengingat sudah musim penghujan, cuaca bisa aja tidak mendukung perjalanan.Tapi perasaan itu aku pendam sendiri.Esok harinya kira-kira jam 5 sore aku diatar ke bandara adisucipto oleh istri.Padahal pesawatnya berangkat pukul 18.30, tapi karena masih harus check ini..mending berangkat aja daripada terlambat.Lumayan berat juga ninggalin istri, habis waktu itu kami masih penganten baru….heee…heee.Di bandara, sesuai dengan kesepakatan aku bertemu dengan teman-temanku yang lain, dan akhirnya tiket Mandala Airlines ada di tangan.Ah…tapi apa mau dikata, ternyata ada pengumuman pesawat delay satu jam,Pesawat jurusan Banjarmasin-Yogyakarta-Jakarta-Medan itu ada gangguan teknis, dan belum mendarat. Sambil menunggu pesawat kusempatkan untuk jalan-jalan dulu di ruang tunggu, sambil menghilangkan rasa cemas ini…apalagi dibilang ada kerusakan teknis, menambah rasa cemas aja.

Setelah menunggu 1 jam, akhirnya pesawat dari banjarmasin itu mendarat juga.Setelah menunggu kurang lebih 20 menit akhirnya kami masuk ke perut pesawat boeing 737-400.Sambil berdoa dan mendengarkan penjelasan pramugari, kupasang erat sabuk pengaman ini, dan tak terasa pelan-pelan pesawat bergerak ke runway untuk persiapan take off.Akhirnya dengan disertai suara gemuruh mesin, pesawat itu melaju kencang dan melesat meninggalkan yogyakarta.Rasanya jumlah darah di otak seperti berkurang ketika pesawat mulai menanjak naik, dan kulihat dari jendela kerlap-kerlip lampu di bawah semakin mengecil dan akhirnya lama-lama ngk kelihatan dan hanya warna hitam saja.Perjalanan yang sebenarnya singkat (50 menit) untuk sampai ke jakarta, rasanya lama banget. Berkali-kali aku melihat jam tangan. Dalam hati aku berkata, ini jam lama banget jalannya.Apalagi ketika mendekati kota jakarta, sedang turun hujan dan petir yang menyambar-nyambar,dan sempat pesawat bergoncang lumayan keras….banyak penumpang lain yang teriak… woooww.Dipikir-pikir naik pesawat itu kayak naik peti mati, ..rasanya baru inget kalo kita itu tidak ada apa-apanya sama yang menciptakan kita.Klo jatuh ya sudah mati.Tapi aku percaya banget, klo memang blom takdir kita mati, ya nggak akan mati walau pesawat jatuh. Akhirnya pikiran tersebut membuat aku lebih tenang dan rileks.Waktu yang ditunggu akhirnya tiba, pramugari mengumumkan sebentar lagi pesawat akan mendarat di bandara internasional soekarno hatta, dan tidak lama kemudian mulai kulihat kerlap kerlip lampu kota jakarta,semakin lama semakin membesar.Huuuhh..akhirnya mendarat juga. Ploong rasanya bisa menginjak tanah lagi.Alhamdulilah ya allah,…engkau berikan keselamatan pada kami.